Judulfull video: Keutamaan TauhidLink full video: Media Sosial Kami Facebook : https://www.facebook.com/dakwah.vidgramTwit Home Tausyiah Rabu, 20 Oktober 2021 - 1721 WIBloading... Mayoritas ulama menyatakan makruh pernikahan manusia dengan jin. Ilustrasi Ist A A A Para ulama tidak seragam dalam menetapkan hukum menikah dengan jin. Ada yang mengharamkan, ada yang menganggap makruh, namun ada yang membolehkan. Sebagian ulama mazhab Syafii berpendapat boleh. Ulama yang mengharamkan antara lain adalah Imam Ahmad . Sedangkan mayoritas ulama berpendapat makruh. Ulama yang memakruhkan antara lain Imam Malik , Hakam bin Utaibah, Qatadah, Hasan, Uqbah Al-Asham, Hajjab bin Arthah, Ishaq bin Rahawaih. Baca Juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Majmu’ Fatawa mengatakan mayoritas ulama menyatakan makruh pernikahan manusia dengan terakhir adalah membolehkan. Pendapat ini dikatakan oleh sebagian ulama mazhab Syafi’i. “Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan pernikahan antara anak adam dan jin. Sejumlah ulama melarangnya, namun sebagian lainnya membolehkannya,” ujar Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithy sebagaimana dikutip Islamqa. Tertolak Secara LogikaAl-Manawy dalam kitab Syarh Al-Jami Ash-Shagir berkata, “Disebutkan dalam kitab Al-Fatawa As-Sirajiah dari kalangan Hanafi, Tidak boleh terjadi pernikahan antara manusia dengan jin, atau dengan manusia air. Karena perbedaan jenis’. Sedangkan dalam Fatawa Al-Barizi dari kalangan Syafi’i dikatakan, Tidak boleh terjadi pernikahan antara keduanya, namun Ibnu Ammad menguatkan pendapat yang membolehkannya.’ Al-Mawardi mengatakan perkara ini tertolak secara logika, karena berbedanya kedua jenis dan tabiat. Anak adam adalah dunia fisik, sedangkan jin adalah dunia rohani. Yang satu terbuat dari tanah, sedang yang satunya terbuat dari api. Perpaduan dengan perbedaan seperti itu pasti tertolak, dan tidak mungkin terjadi keturunan dengan perbedaan tersebut.”Sedangkan Ibnu Al-Araby, dari mazhab Maliki mengatakan pernikahan mereka dibolehkan secara logika, jika ternyata disahkan berdasarkan syariat, maka dia lebih berkata, “Tidak aku ketahui dalam Kitabullah dan juga dalam sunnah Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam nash yang menunjukkan dibolehkannya pernikahan antara manusia dengan jin. Bahkan yang tampak dari zahir ayat-ayat yang ada adalah tidak dibolehkan. Firman Allah Ta’ala dalam ayat ini,[arabOpen[والله جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاًAllah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri” [ An-Nahl/16 72 ] Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia telah memberi nikmat kepada Bani Adam berupa isteri-isteri yang terdiri dari jenis mereka sendiri. Maka dipahami dari ayat tersebut bahwa Dia tidak memberikan isteri dari jenis yang berbeda, seperti perbedaan antara manusia dengan jin. Itu sangat tampak. Hal ini dikuatkan dengan firman Allah Ta’ala,وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” [ Ar-Rum/30 21 ] Firman Allah Ta’ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجا"Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri.” itu dalam konteks memberikan nikmat. Hal ini menunjukkan bahwa Dia tidak menciptakan istri-istrinya dari selain jenis mereka.” Baca Juga hukum menikah hubungan jin dan manusia jin dan setan menikah fiqih Artikel Terkini More 16 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 4 jam yang lalu

SemestaBertasbih. + Ikuti. Dalam surat Al Jin ayat 6 Allah telah mengingatkan bahwa ada segolongan laki laki dari manusia yang minta pertolongan dan perlindungan pada sekelompok laki laki dari bangsa Jin, dan bangsa Jin itu hanya menambah dosa dan kesesatan bagi mereka. Dan didalam surat Al A'raaf ayat 27 Allah juga sudah mengingatkan agar

loading...Rasulullah SAW mengajarkan kita agar berlindung dari kejahatan para jin. Foto ilustrasi/Ist Jin adalah makhluk yang tidak dapat dijangkau indra manusia. Di antara hal-hal ghaib yang dikabarkan oleh Al-Qur'an yaitu Malaikat, jin, ruh, alam kubur, alam makhsyar, surga-neraka, kiamat dan lainnya. Pertanyaannya,sebagai muslim, bolehkah menggunakan harta yang didapat dari jin Islam sedang kita tidak tau dari mana harta tersebut? Bolehkah kita bekerja sama dengan jin? Berikut penjelasan Ustaz Ahmad Sarwat pengasuh Rumah Fiqih Indonesia ketika menjawab pertanyaan seorang jamaah seperti dilansir dari zaman Nabi Sulaiman 'alaihissalam, sesunguhnya jasa para jin tidak diperlukan lagi buat umat manusia. Beliau adalah Nabi yang secara khusus mendapatkan kekuasaan hingga ke tingkat bangsa jin. Sedangkan Nabi dan umat yang lain, tidak diberikan 'fasilitas' itu. Baca Juga Di hadapan Nabi yang juga raja ini, para jin harus tunduk dan patuh, karena beliau memang punya kekuatan yang melebihi kekuatan para jin. Oleh sebab itu, tidak ada seorang jin pun yang berani menipu atau melawan beliau."Berbeda dengan kita yang tidak diberikan kekuasaan untuk mengatur bangsa jin. Posisi kita tentu berbeda dengan posisi Nabi Sulaiman. Kita lebih mudah ditipu atau dikelabui oleh bangsa jin," jelas Ustaz punya kekuatan yang di luar jangkauan manusia. Sementara kita hanya mampu sekadar berlindung kepada Allah dari kejahatan mereka. Jadi kita tidak bisa secara aktif melakukan berbagai langkah untuk mematikan mereka, juga tidak bisa mengejar mereka ke sarangnya untuk kemudian melakukan ada jin yang melakukan kejahatan, maka kita tidak diberi perangkat oleh Allah untuk menegakkan hukum. Mau ke mana mengejarnya? Bayangkan kalau ada ribuan jin jahat melakukan kejahatan, bagaimana cara kita memenjarakannya?Yang diajarkan oleh Rasulullah SAW hanya sekadar berlindung dari kejahatan para jin, sebagaimana yang kita baca dari dua surat yang terakhir di dalam Al-Qur'an. Kita tidak diberi perangkat untuk bisa mematikan dan membungi hangus karena itu, kita tidak diberikan peluang oleh Allah untuk melakukan proyek-proyek kerja sama dengan bangsa jin, meski mereka mengaku beragama Islam. Kalau pun ada kerja sama, mungkin terjadi secara tidak langsung. Misalnya, ada ulama dari kalangan manusia yang mengajar ilmu agama, lalu sebagian dari bangsa jin ikut duduk mendengarkan dan mengambil manfaat dari majelis ilmu itu. Hal seperti ini boleh dibilang kerja sama, tetapi sifatnya tidak kerja sama yang sifatnya langsung belum pernah kita temukan contohnya, bahkan dari Nabi Muhammad SAW sekali pun. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam hanya pernah diundang oleh bangsa jin untuk menyampaikan ilmu agama saja. Itu pun hanya untuk satu malam Sirah Nabawiyah, kita belum menemukan kerjasama dakwah atau apapun dengan bangsa jin. Padahal Rasulullah SAW menjalani ratusan pertempuran dalam hidupnya. Logika sederhana kita akan mengatakan, seharusnya beliau gunakan saja jasa para jin. Toh banyak jin yang beragama Islam dan menjadi murid pernah ada riwayat yang menyebutkan bahwa sebuah perang diikuti oleh bangsa jin. Kalau pun ada bantuan dari makhluq ghaib, bukan jin melainkan Malaikat. Sebagaimana yang kita baca dalam ayat berikutثُمَّ اَنۡزَلَ اللّٰهُ سَكِيۡنَـتَهٗ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَعَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَاَنۡزَلَ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡهَا‌ ۚ وَعَذَّبَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا‌ ؕ وَذٰ لِكَ جَزَآءُ الۡـكٰفِرِيۡنَ"Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara para Malaikat yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir." QS. At-Taubah 26Oleh karena itu, kami kurang sependapat bila ada orang yang ingin melakukan kerja sama dengan bangsa jin. Bahkan meski jin itu mengaku sebagai muslim. Sebab Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkannya atau mengingat bahwa jin itu bisa saja mengaku muslim, tetapi belum tentu pengakuannya benar. Bahkan meski dia benar-benar muslim sekalipun, belum tentu kualitas keIslamannya baik. Sebagaimana manusia muslim, ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Maka bangsa jin juga demikian. Belum tentu yang mengaku muslim juga berakhlaq Islami. Banyak dari mereka yang fasik, jahil, bandel dan rusak tidak pernah ada jaminan bahwa kerja sama dengan jin itu akan memberikan manfaat. Sedangkan kerugiannya sudah banyak A'lam Baca Juga rhs
2 apakah ada hadits yg menyebutkan tentang "Boleh atau Tidaknya" kita bersahabat dgn Jin, khusususnya Jin Muslim. Mohon jawaban dari ustadz, smoga Allah SWT Merahmati ustadz. Sekian ustadz. JAZAKALLAHU KHAIRAN. Wassalam. DAFTAR ISI. Bolehkah Bersahabat Dengan Jin Muslim. Menyembuhkan Was-Was Najis. Sikap Ibu Yang Kelewatan. SBUM Sobat Bertanya Ustadz MenjawabNO 773Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah GiS Soal Jawab SBUM Silakan Klik bahasanBOLEHKAH BERTEMAN DENGAN JIN?💬 Pertanyaan Nama Kursiah Angkatan T1 Grup 42 Domisili بسم الله الرحمن الرحيمالسلام عليكم ورحمة الله وبركاتهAfwan mau bertanya.. Tentang seseorang yang beteman dengan jin Islam. Bagaimana ya Ustadz?جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم. Jawabanوعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاتهبسم الله📄Tidak boleh seorang muslim berteman dengan jin. Karena ia tidak tahu apakah jin tersebut muslim atau kafir. Karena terkadang jin tersebut berbohong kepada manusia agar manusia mengikuti sudah terbiasa berteman dengan jin, maka bisa jadi nantinya manusia tersebut akan meminta bantuan kepada jin. Dan meminta bantuan kepada jin adalah termasuk perbuatan Azza wa Jalla berfirman وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًاDan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa ketakutan. Jin 6Para sahabat nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasallam tidak ada yang berteman dengan jin baik muslim ataupun kafir maka hendaknya kita berhati hati apabila mendapatkan jin yang dapat membantu atau menolong.. والله تعالى أعلم Dijawab oleh Ustadz Aulia Ramdanu, LcDiperiksa oleh Ustadz Yudi Kurnia, Account Grup Islam Sunnah GiS⁣⁣WebsiteGIS Fanpage Instagram WebsiteGBS Telegram Telegram Soal Jawab YouTube NamaBuku : Berteman Dengan Jin Ukuran/Hal : 15 x 23 cm / halaman. Berat: 150 gram. Penulis: Walid Kamal Syukur Penerbit: Penerbit Wafa Harga : Rp 17.000 ,--> Rp 15.000 Anda Hemat: Rp 2.000,- Pesan via Whatsapp: 0857 2510 6570

Semaraknya dunia perdukunan, dan larisnya penjaja kesyirikan telah menghipnotis manusia yang lemah imannya untuk mengikuti kesesatannya. Ingin usaha sukses, terbebas dari penyakit, mencari kesaktian dengan bantuan jin, dan berbagai perilaku menyimpang yang esensinya meminta bantuan jin atau melalui para dukun agar keinginannya terkabul. Banyak umat terkecoh ketika sang paranormal, ustadz, atau kyai mengklaim semua jimat, amalan dzikir dan praktek pengobatanya berasal dari Al Qur’an dan As-Sunnah. Ini tipu daya setan yang hendak menjerumuskan dalam bin Amr bin Ash radhiyallahu’anhu berkata “Di dalam lautan ada setan-setan yang di penjara dan ditali oleh Nabi Sulaiman, hampir-hampir akan keluar dan akan membacakan Al Qur’an kepada umat manusia” HR. Muslim dalam mukadimah Shahih-nya, Dan lihat juga kitab Al-Bida’ Wan Nahyu annha, karya Ibnu Wadhdhah, An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Setan-setan itu membacakan suatu yang bukan dari Al Qur’an. Namun mereka katakan berasal dari Al-Qur’an untuk mengecoh orang-orang awam, maka janganlah terkecoh oleh mereka” Al Minhaj Syarah Shahih Muslim, I/40.Bangsa jin juga hamba Allah yang juga terkena perintah dan larangan-Nya. Meminta bantuan kepada jin adalah fitnah besar karena orang akan bersandar atau tergantung kepada jin dan menghilangkan tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla. Dan realitanya para penyembah jin atau paranormal, dukun dan orang yang bergantung pada kehebatan’ atau keluarbiasaan kyai tertentu seringkali terjerumus melakukan amalan syirik dan bid’ah yang tidak ada tuntunanya dari Al-Qur’an dan As Sunnah. Seperti dzikir-dzikir aneh, puasa 40 hari, puasa mutih, memindahkan penyakit kepada hewan, memberi rajah yang dimasukkan ke air lalu diminum, memberi jimat, transfer energi, dan lain-lain yang semua itu tidak terlepas dari campur tangan Nabi shallallahu’alahi wa sallam pernah terkena sihir namun beliau tidak minta bantuan jin muslim untuk mengetahui letak sihirnya. Begitu pun para sahabat pun tak pernah minta tolong pada Shalih Alu Asy Syaikh hafizhahullah berkata “Meminta bantuan kepada jin muslim adalah sarana yang menjerumuskan pada perbuatan syirik, dan tidak boleh berobat kepada salah seorang yang meminta bantuan kepada jin muslim. Jika pertolongan jin itu tidak melalui permintaan, maka segeralah meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan jin, karena hal ini dapat membahayakan dan menjadi sarana agar manusia membenarkan berita mereka, lalu bersandar kepada mereka sepenuhnya. Serta dapat pula sebagai umpan agar manusia meminta bantuan kepada mereka. Kita berlindung kepada Allah dari makarnya yang menipu” At-Tamhid li Syarhi Kitab At-Tauhid juga Apakah Jin Mempunyai Pengaruh terhadap Manusia?Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya tentang hukum meminta bantuan kepada jin muslim dalam rangka pengobatan. Beliau menjawab “Tidak sepantasnya bagi seorang yang sakit meminta bantuan kepada jin, baik dalam rangka pengobatan, maupun selainnya. Hendaknya ia bertanya kepada dokter ahli sesuai dengan penyakit yang dideritanya. sedangkan meminta bantuan kepada jin adalah haram, karena hal ini bisa sebagai perantara menuju ibadah kepadanya dan berarti mempercayai mereka. Karena di kalangan jin ada yang kafir dan ada pula muslim, ada juga muslim tapi ahli bid’ah. Dan karena kita tidak bisa mengetahui keadaan mereka, maka tidak sepantasnya kita bersandar kepada mereka. Mestinya kita bertanya kepada ulama dan dokter dari kalangan manusia untuk mengetahui penyakit yang kita derita. Allah Azza wa Jalla mencela orang-orang musyrik sebagaimana firman-Nya وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” QS. Al-Jin 6.Seorang mukmin harus meyakini bahwa Allah lah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Dan Dia lah yang dimintai pertolongan dari setiap kesulitan. Ini pokok aqidah yang harus diimani. Meminta bantuan jin, biasanya meminta timbal balik yang bertentangan dengan syariat. Khadam atau jin yang bekerjasama dengan paranormal dan dukun, saling berkolaborasi menyesatkan manusia. Allah ta’ala berfirmanوَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا“Dan syaithan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya” QS. An Nisa’ 60.Semoga Allah Ta’ala memberi taufik.***Penulis Isruwanti Ummu NashifaReferensi1. Membongkar Tipu Daya Dukun Sakti Berkedok Wali, Zainal Abidin binSyamsudin, Lc. Pustaka Imam Bonjol, Jakarta, 2014. 2. Berteman Dengan Jin terjemah Walid Kamal Syukur, Wafa’ press, Klaten 2008Artikel

Tetapiyang saya tahu jin itu ada yang muslim, dan kita sebagai orang islam wajib menjaga silaturohmi dengan sesama muslim. Jadi apakah kita tetap tidak boleh BERTEMAN dengan jin muslim? Karena menurut saya apapun bantuan yang kita dapatkan dari jin apapun bentuknya tetep sama saja seperti ketika kita mendapatkan bantuan dari sesama manusia Saya mau bertanya mengenai hubungan manusia dengan jin. Sering saya mendenga kalimat Haram bersekutu dengan jin. Tetapi yang saya tahu jin itu ada yang muslim, dan kita sebagai orang islam wajib menjaga silaturohmi dengan sesama muslim. Jadi apakah kita tetap tidak boleh BERTEMAN dengan jin muslim? Karena menurut saya apapun bantuan yang kita dapatkan dari jin apapun bentuknya tetep sama saja seperti ketika kita mendapatkan bantuan dari sesama manusia cuma berbeda bentuknya. Kecuali kalo kita menyembah jin maupun kekuatannya..Tolong berikan penjelasan mengenai hal ini agar pemahaman saya bertambah baik. Terima kasih Waalaikumussalam Wr Wb Saudara Agus yang dimuliakan Allah swt Yang pertama bahwa berinteraksi atau bergaul dengan jin merupakan sesuatu yang mengandung bahaya besar, dan ia merupakan salah satu pintu keburukan dan kerusakan. Cukuplah dalam hal ini bahwa kemusyrikan tidaklah masuk kedalam diri manusia kecuali melalui jalan mereka jin, sebagaimana diinformasikan oleh Rasulullah saw tentang pengajaran Allah kepada hamba-hamba-Nya,”Dan sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku seluruhnya dalam keadaan lurus maka kemudian datanglah setan dan menyimpangkan mereka dari agama mereka. Dia mengharamkan bagi mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka serta memerintahkan mereka agar menyekutukan-Ku dengan apa-apa yang tidak Aku turunkan kepadanya suatu penjelasan.” HR. Muslim Walaupun diantara golongan jin ada yang beriman dan muslim sebagaimana diantara mereka juga ada yang kafir dan fasiq namun ketidaknampakan mereka dihadapan manusia menjadikan ketidaktentraman manusia terhadap siapa pun diantara mereka jin dan menjadikan manusia khawatir dengan tipu daya mereka, khususnya saat tersebar luasnya kebodohan, bid’ah yang mengantarkan kepada kemusyrikan, dan pada umumnya menjatuhkan kebanyakan manusia kedalam apa-apa yang diharamkan kemudian tidaklah banyak bermanfaat bagi mereka kecuali sedikit sekali, firman Allah swt وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا Artinya “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” QS. Al Jin 6 Untuk itu fatwa ahli ilmu mengharamkan adanya saling memberikan dengan jin dan bergaul dengan mereka secara mutlak—baik terhadap jin yang mukmin maupun kafir diantara mereka—dan yang penting adalah tidak menggampangkan permasalahan ini serta sebagai tindakan preventif dari terbukanya pintu fitnah dan kecemasan, dan memelihara hati manusia untuk tetap terisi oleh fitrah imaniyah. Didalam al Mausu’ah al Fiqhiyah 14/18 “Adapun meminta pertolongan kepada selain Allah swt, baik kepada manusia atau jin, apabila meminta pertolongan kepada jin maka hal ini terlarang, karena bisa mengakibatkan kemusyrikan dan kekufuran, sebagaimana firman Allah ta’ala Artinya “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” QS. Al Jin 6 Syeikh al Albani didalam kitabnya “As Silsilah ash Shahihah” pada hadits no. 2760 mengatakan,”Dan sisi ini, sebagian orang secara demonstratif mengobati manusia, yang umumnya mereka disebut dengan “Dokter Rohani” baik dengan cara-cara kuno berupa berhubungan dengan kawannya dari golongan jin—sebagaimana pernah dilakukan pada masa jahiliyah—atau dengan cara yang saat ini dikenal dengan menghadirkan arwah, dan sejensinya, menurutku, “Hipnotis”, maka sesungguhnya itu semua merupakan sarana yang tidak disyariatkan karena hal itu kembali kepada permintaan tolong kepada jin yang merupakan sebab kesesatan orang-orang musyrik, sebagaimana disebutkan didalam Al Qur’an al Karim Artinya “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” QS. Al Jin 6 Sebagian orang yang melakukan permintaan bantuan kepada golongan jin beranggapan bahwa mereka meminta pertolongan kepada jin-jin yang sholeh diantara mereka maka ini adalah anggapan yang tidak betul, karena mereka tidaklah mungkin—umumnya—bercampur dan berinteraksi dengan jin-jin itu sehingga dapat menyingkap kesalehan atau kerusakan mereka. Kita mengetahui melalui pengalaman bahwa kebanyakan diantara manusia yang memiliki pertemanan yang kuat dengan jin-jin ternyata pada akhirnya anda mendapatkan kejelasan bahwa jin-jin itu bukanlah termasuk dari yang shaleh, firman Allah swt يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ Artinya “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. At Taghabun 14, ayat ini membicarakan tentang manusia yang nampak lantas bagaimana terhadap jin yang kata Allah swt إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ Artinya “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” QS. Al A’raf 27. Wallahu A’lam -Ustadz Sigit Pranowo Lc-
Apakahboleh berteman dengan terapis, bahkan ditambahkan dengan hubungan fisik? Pelukan dan kontak fisik yang penuh kasih sayang biasanya tidak diperbolehkan. Ada kebingungan tentang hal ini selama tahun 1970-an dan 80-an. Dalam upaya untuk keluar dari kekakuan analisis Freudian klasik, beberapa sekolah terapi menganjurkan bahwa terapis harus
AuTmi.
  • 1th823ustl.pages.dev/213
  • 1th823ustl.pages.dev/87
  • 1th823ustl.pages.dev/107
  • 1th823ustl.pages.dev/267
  • 1th823ustl.pages.dev/309
  • 1th823ustl.pages.dev/125
  • 1th823ustl.pages.dev/17
  • 1th823ustl.pages.dev/101
  • bolehkah berteman dengan jin