a meningkatkan sistem keanekaragaman hayati yang ada b. meningkatkan kesuburan tanah c. jumlah hama yang menyerang tanaman menjadi semakin berkurang d. dapat mengembalikan kualitas tanah menjadi lebih baik e. sistem keanekaragaman hayati semakin berkurang sehingga memengaruhi sistem keseimbangan ekologi Panduan Pembelajaran BIOLOGI X SMA/MA 5
Hama atau penyakit yang dapat menyerang tanaman anggrek Tungau/kutu perisai Gejala menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. Pengendalian digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter. Semut Gejala merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendalian pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung. Belelang Gejala pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh. Trips Gejala menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendalian secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida. Kutu babi Gejala kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun. Pengendalian perendaman dapat mengusir kutu babi dari pot anggrek. Keong Gejala menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi. Red Spinder Gejala bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol. Kumbang Gejala yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendalian menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula. Ulat daun Gejala menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar. Pengendalian kalau jumlahnya sedikit 2–5 ekor dapat dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat. Kepik Gejala menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips. Kutu tudung Gejala daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati. Pengendalian seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips. Penyakit Penyakit buluk Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot. Penyakit rebah kecambah Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida. Penyakit bercak coklat Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini. Gejala bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek. Penyakit bercak hitam Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat yang tidak sterill Gejala timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian. Pengendalian bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan. Penyakit busuk akar Penyebab cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida Benlate. Penyakit layu Penyebab cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman. Penyakit busuk Penyebab cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendalian bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam. Penyakit bercak coklat Gejala bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendalian membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20. Penyakit busuk lunak Penyebab bakteri Erwinia Cartovora. Gejala daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %. Penyakit bercak bercincin Penyebab virus TMVO Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum. Gejala timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong. Penyakit Cymbidium Penyebab virus Mozaic Cymbidium. Gejala semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai. Penyakit busuk hitam Penyebab cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala muncul warna kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati. Pengendalian semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.
Siklushidup hama thrips lebih kurang 3 minggu. Di daerah tropis siklus hidup tersebut bisa lebih pendek (7-12 hari), sehingga dalam satu tahun dapat mencapai 5-10 generasi. Nimfa atau thrips dewasa menyerang tanaman dengan menggaruk jaringan daun dan menghisap cairan selnya, terutama daun yang masih muda (Anonim 2008).
Anggrek merupakan salah satu tanaman yang popular serta banyak dibudidayakan di Indonesia. Anggrek sendiri dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu anggrek epifit, anggrek litofit, anggrek terrestris, anggrek saprofit, dan anggrek dapat disebut juga sebagai hewan pengganggu yang dapat menyerang di berbagai bagian pada tanaman sehingga tanaman tersebut akan mengalami gangguan dalam perkembangan, bahkan hingga kematian. Hama menjadi salah satu masalah dalam budidaya suatu produksi tanaman secara dari serangan hama, terjadi penurunan produksi dari suatu tanaman secara signifikan, baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan suatu penelitian, diketahui kerugian yang disebabkan karena hama dan penyakit pada tanaman dapat mencapai 37% dari seluruh produksi, serta 13% diantaranya disebabkan karena infeksi dan serangan dari hama. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang tepat agar dapat mengendalikan hama secara terpadu sejak beberapa jenis hama pada tanaman anggrek yang penting untuk diketahui, diantaranya yaitu 1. Tungau mitesHama pertama yang biasanya menyerang tanaman anggrek yaitu tungau. Tungau merupakan kerabat dari serangga. Tungau memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu sebesar 0,2 mm. Contoh tungau yang dapat ditemukan pada tanaman anggrek yaitu Tennuipalvus orchidarum Parf dan Pseudoleptus vandergooti. Tungau ini pada umumnya menyerang pada bagian permukaan atas tanaman dan pada bawah ini merusak tanaman dengan cara menghisap cairan yang terdapat dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan daun menjadi keriput. Untuk memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida atau akarisida. Contohnya yaitu dicrofan, dursban, kelthane, dan omite. Dosis yang digunakan sebesar 0,1 – 0,2 % atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Trips Dichromothrips smithiHama kedua yang biasanya menyerang tanaman anggrek yaitu Dichromothrips smithi atau biasa disebut dengan trips. Trips ini pada umumnya akan mengganggu pertumbuhan dari tanaman anggrek. Tanaman anggrek yang terserang oleh trips biasanya akan mengalami perubahan pada bentuk daun dan warna daun menjadi keperakan dan disertai adanya bercak abu-abu kehitaman serta dapat menyebabkan gugurnya kuntum hanya itu, ham aini juga dapat menyerang anggrep di pembibitan. Untuk dapat memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida, contohnya seperti kelthane, curacron, dan supracide. Dosis yang digunakan sebesar 0,1 – 0,2 % atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Kepik Mertila malayensisHama ketiga yang biasanya menyerang tanaman anggrek yaitu Mertila malayensis, atau biasa disebut dengan kepik. Kepik pada umumnya menyerang daun pada tanaman anggrek, yang kemudian mengakibatkan terbentuknya bintik-bintik pada daun. Untuk memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida, contohnya supracie, kalthane, dan decis. Dosis yang digunakan sebesar 0,2% atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Kutu tempurung Aspidiotus spKutu tempurung pada umumnya menyerang daun pada tanaman anggrek. Kutu ini berwarna merah kecoklatan. Tanaman anggrek yang terinfeksi oleh kutu ini akan memiliki daun yang tampak seperti bersisik. Selain itu, kutu ini juga dapat menyerang batang pada tanaman anggrek. Untuk memberantas kutu ini, dapat menggunakan insektisida contohnya seprti diazinon, hosthation, dan kelthane. Dosis yang digunakan sebesar 0,2 % atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Kutu perisai Parlatoria proteusJenis kutu lainnya yang umumnya menyerang tanaman anggrek yaitu kutu perisai. Kutu ini biasanya menyerang pada bagian bawah permukaan daun. Tanaman anggrek yang terserang oleh kutu ini akan memiliki warna daun kuning kecoklatan serta berguguran. Untuk memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida, contohnya seperti supracide, curacron, dan decis. Dosis yang digunakan sebesar 0,2% atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Kumbang gajah Orchidophilus aterrimusKumbang gajah atau dengan nama lain Orchidophilus aterrimus merupakan jenis hama berikutnya yang biasanya menyerang tanaman anggrek. Kumbang ini memakan bagian epidermis ujung atau pucuk tanaman. Jika serangan kumbang ini mencapai pada titik tumbuh atau pada meristem, akan terjadi kematian pucuk, yang kemudian mengakibatkan pertumbuhan tanaman anggrek menjadi menyerang pada bagian tersebut, kumbang ini juga dapat memakan bagian primordial bunga dan tunas muda. Hama ini dapat ditemukan pada helaian daun muda karena tempat tersebut merupakan tempat persembunyian mereka. Untuk dapat memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida, contohnya seperti spontan, curater, dan dharmofur. Dosis yang digunakan sebesar 0,2 % atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Kumbang kuning Oulema pectoralisJenis kumbang kedua yang biasanya menyerang tanaman anggrek yaitu kumbang kuning. Kumbang ini pada umumnya menyerang bagian daun dari tanaman anggrek. Kumbang kuning memiliki warna kuning kehijauan. Untuk memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida, contohnya seperti supracide, democide, dan dursban. Dosis yang digunakan sebesar 0,2% atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Kumbang hitam Gonophora xanthomaJenis kumbang terakhir yang biasanya menyerang tanaman anggrek yaitu kumbang hitam. Kumbang ini memiliki warna khas yaitu hitam dengan bintik-bintik jingga. Larva dari kumbang hitam memakan daun pada tanaman anggrek sehingga daun akan terlihat transparan. Untuk memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida, contohnya seperti supracide, kalthane, dan diazinon. Dosis yang digunakan sebesar 0,2% atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada Ulat Chiliaria othonaHama lainnya yang biasanya menyerang tanaman anggrek yaitu ulat. Ulat ini akan memakan daun, kuncup bunga, bunga, bahkan tunas, sehingga bagian tanaman anggrek tersebut akan tampak bekas gigitan pada bagian tepi maupun pinggirannya. Untuk memberantas hama ini, dapat menggunakan insektisida, contohnya seperti curacron, regent, dan hostathion. Dosis yang digunakan sebesar 0,2% atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada SemutHama terakhir yang biasanya menyerang tanaman anggrek yaitu semut. Siapa sangka semut ternyata dapat menjadi hama bagi sebuah tanaman hias. Semut biasanya menyerang pada bagian kuncup bunga dan tunas muda secara berkelompok, dan kemudian meninggalkan bekas gigitan pada bagian hanya itu, semut juga dapat menjadi sumber kutu putih yang merupakan pengganggu bagi tanaman. Untuk memberantas semut, dapat menggunakan insektisida, contohnya seperti supracide, kalthane, dan seven. Dosis yang digunakan sebesar 0,2% atau sesuai dengan anjuran yang tertulis pada termasuk ke dalam keluarga besar tanaman berbunga atau berbiji tertutup Angiospermae, kelas tanaman berbiji tunggal monokotil, dan ordo orchidaceae. Sisi menarik dari anggrek yang memikat para pecinta tanaman hias yaitu untaian bunga yang tersusun indah serta memiliki corak dan bentuk yang beraneka perkembangannya, budidaya tanaman anggrek ini tidak akan terlepas dari infeksi penyakit yang ditimbulkan dari hama. Adanya infeksi penyakit akibat serangan hama akan menurunkan kualitas keindahan dari tanaman anggrek itu sendiri, sehingga harga jual dari tanaman anggrek juga akan ikut harga jual yang turun, tanaman anggrek juga dapat mengalami penurunan dalam ekspor akibat serangan dari hama yang menyebabkan infeksi penyakit pada anggrek.
Jenisbajing ini umumnya banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman kelapa namun beberapa jenis tanaman buah kadang-kadang juga diserangnya. Gejala serangan hama bajing pada buah kelapa tampak terbentuknya lubang yang cukup lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah, sedang jika yang menyerang tikus maka lubang yang terbentuk lebih kecil serta tampak lebih teratur/rapi.
Tidak ada yang mau bunga anggrek nan cantik itu layu atau bahkan mati. Sedikit terlihat bercak akan membuat pemiliknya bersedih. Untuk itu, anda perlu tahu lebih dalam mengenai hama yang mungkin menyerang anggrek tercinta anda, dengan begitu adapun dapat mengatasinya. § Gejala menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam & merusak daun. § Pengendalian digosok dgn kapas & air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dgn dosis 2 cc/liter. § Gejala merusak akar & tunas muda yg disebabkan oleh cendawan. § Pengendalian pot direndam dalam air & ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung. § Gejala pinggiran daun rusak dgn luka bergerigi tak beraturan. Utk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. § Pengendalian segera semprotkan insektisida yg bersifat racun kontak/yg sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh. § Gejala menempel pada buku-buku batang & daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun & merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. § Pengendalian secara periodik & teratur pot anggrek disemprot insektisida. § Gejala kerusakan yg ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun. § Pengendalian perendaman dpt mengusir kutu babi dari pot anggrek. § Gejala menyerang lembaran daun anggrek. § Pengendalian dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dgn bubuk prusi. § Gejala bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning & lama kelamaan daun mati. § Pengendalian bila sedikit cukup diambil dgn menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dgn alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dgn bahan aktif diazinon, dicofol. § Gejala yg terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang & tidak nampak dari luar; Larvanya yg menetas dari telur merusak daun anggrek. § Pengendalian menyemprotkan tanaman yg diserang dgn menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong & telur kumbang dgn jalan memindahkannya ke pot baru & media tanam yg baru pula. § Gejala menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yg sedang mekar. § Pengendalian kalau jumlahnya sedikit 2–5 ekor dpt dibunuh dgn tangan; bila banyak dpt menggunakan insektisida sistemik; tanaman yg telah diserang sebaiknya dipisahkan dgn tanaman yg masih sehat. § Gejala menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yg diserang lama kelamaan akan gundul & tidak berhijau daun lagi. § Pengendalian semprotkan insektisida yg sama seperti utk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang & trips. § Gejala daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat & mati. § Pengendalian seperti halnya membasmi ulat kumbang & trips. v Tungau Merah Tennuipalvus orchidarum Parf. Jenis-jenis yang dapat diserang hama ini adalah Phalaenopsis sp., Dendrobium sp., Orchidium sp., Vanda sp. dan Granatophyllium sp., kapas, kacang-kacangan, jeruk, dan gulma terutama golongan dikotil. Tungau sangat cepat berkembang biak dan dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan secara mendadak. Bagian tanaman yang diserang antara lain tangkai daun dan bunga. Tangkai yang diserang akan berwarna seperti perunggu. Pada permukaan atas daun terdapat titik/bercak berwarna kuning atau coklat, kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning. Pada permukaan bawah berwarna putih perak dan bagian atas berwarna kuning semu. Pada tingkat serangan lanjut daun akan berbercak coklat dan berubah menjadi hitam kemudian gugur. Pada daun Phalaenopsis sp. mula-mula berwarna putih keperakan kemudian menjadi kuning. Hama ini dapat berjangkit baik pada musim hujan maupun musim kemarau, namun umumnya serangan meningkat pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan serangan berkurang karena terbawa air. Kerusakan dapat terjadi mulai dari pembibitan. Tungau berwarna merah, berukuran sangat kecil yaitu 0,2 mm sehingga sukar untuk dilihat dengan mata telanjang. Tungau dapat dijumpai pada daun, pelepah daun dan bagian-bagian tersembunyi lainnya. Telur tungau berwarna merah, bulat dan diletakkan membujur pada permukaan atas daun. v Kumbang Gajah Orchidophilus aterrimu. Jenis anggrek yang diserang adalah anggrek epifit antara lain Arachnis sp., Cattleya sp., Coelogyne sp., Cypripedium sp., Dendrobium sp., Cymbidium sp., Paphiopedilum sp., Phalaenopsis sp., Renanthera sp., dan Vanda sp. Kumbang bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga mengakibatkan aliran air dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis sp. dapat terserang berat hama ini. Seangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal musim hujan tiba. Kumbang berwarna hitam kotor/tidak mengkilap dengan ukuran bervariasi 3,5-7 mm termasuk moncong. Kumbang bertelur pada daun atau lubang pada batang tanaman. Larva menggerek ke jaringan batang atau masuk ke pucuk/kuncup dan tangkai sampai menjadi pupa. Fase larva ulat, pupa kepompong sampai dewasa kumbang berlangsung dalam pseudobulb. Larva yang baru menetas menggerek pseudobulb, makan dan tinggal di dalam pseudobulb tersebut. Pupa terbungkus oleh sisa makanan dan terletak di rongga bekas gerekan di dalam pseudobulb. v Kumbang Penggerek Omobaris calanthes Mshl. Jenis anggrek yang diserang terutama adalah anggrek tanah terutama jenis Calanthe sp. dan Phajus sp. Berbeda dengan kumbang gajah, larva kumbang ini menggerek masuk ke jaringan akar/umbi, pucuk dan tangkai bunga sehingga dinding gerekan menjadi hitam. Sedangkan kumbang dapat dijumpai di bagian tengah tanaman di antara daun bawah. Serangga membuat sejumlah lubang, sering kali berbaris di daun dan juga tunas utama yang masih terlipat yang kemudian dapat patah dan mati. Pada tahap awal sering kali merusak akar tanaman dan pada saat bunga masih kuncup. Serangan berat menyebabkan tanaman terlihat merana dan dapat mematikan tanaman anggrek secara keseluruhan. Pertumbuhan larva dapat mencapai panjang 5 mm. v Kumbang Penggerek Akar Diaxenes phalaenopsidis Fish. Larva maupun kumbang ini dapat menyerang tanaman anggrek Renanthera sp., Vanda sp., Dendrobium sdp., Oncidium sp. dan lebih khusus anggrek Phalaenopsis sp. Larva menggerek akar sehingga akar mengering dan dapat mengakibatkan kematian. Larva juga menyerang bunga. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini akan sangat berat jika tidak segera dikendalikan. Telur berwarna hijau terang dengan panjang 2,4 mm dan diletakkan di bawah kutikula akar. Larva berwarna kuning dan membentuk pupa dalam suatu kokon yang berserabut/berserat padat. Kumbang dapat hidup sampai 3 bulan dan daur hidup mencapai 50-60 hari. Pada siang hari kumbang ini bersembunyi dan pada malam hari memakan daun bagian atas dan meninggalkan potongan/bekas gerekan yang tidak beraturan di permukaan. v Kumbang Penggerek Oulema = Lema pectoralis Baly. Arachnis sp., Grammatophyllum sp., Vanda sp., Phalaenopsis sp., Calanthes sp. dan kadang-kadang menyerang Dendrobium sp. Larva membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga dan bunga. Serangga dewasa juga dapat memakan daun. Kumbang berwarna hijau kekuningan. Tubuhnya diselubungi busa yang berwarna hijau tua. Larvanya membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga dan bunganya. Kumbang mempunyai tipe criocerin sepanjang punggung dan pronotum yang sempit. Serangga dari famili ini berasosiasi dengan rumput-rumputan dan monokotiledon lain. Larva yang semula berwarna abu-abu, dengan meningkatnya umur, akan berubah menjadi kuning. Tubuh larva senantiasa tertutup oleh kotorannya sendiri. Telur diletakkan terpisah-pisah pada bunga dan petiola. Telur berwarna kuning kehijauan dengan panjang 1,25 mm. Larva yang baru menetas membawa kulit telur di punggungnya. Daur hidup mencapai 30 hari. v Kutu Perisai Parlatoria proteus Curt. Kutu ibi tersebar luas dan terutama dijumpai pada tanaman anggrek Dendrobium sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan jenis-jenis anggrek tanah, dan palem. Tanaman yang terserang berwarna kuning merana, kadang-kadang daun berguguran. Kutu mempunyai perisai berwarna coklat merah berukuran + 1,5 mm, kutu dewasa berwarna gelap berbentuk bulat, pipih, melekat pada bagian tanaman terserang. Telurnya diletakkan di bawah perisai/tempurung, sehingga tidak terlihat dari atas. Larva tidak bertungkai, berbentuk bulat. Kutu dewasa betina tidak bersayap sedangkan yang jantan bersayap. Pengorok Daun Gonophora xanthomela = Agonita spathoglottis Hama ini menyerang jenis-jenis anggrek Phalaenopsis amabilis, Vanda tricolor, V. coerulea, Arundina sp. dan Aspathoglottis sp. Lava mengorok bagian dalam daun dan meninggalkan bagian epidermis sehingga daun tampak transparan. Serangan berat terjadi pada musim hujan. Kumbang berukuran 6 mm, terdapat tanda hitam dan oranye. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun dan ditutupi kotoran.
Beberapapenyakit dan hama yang menyerang mentimu diantaranya dikenal dengan istilah cacantal atau oteng-oteng. Hama ini menyerang daun dan bisa menyebabkan kematian pada tanaman. Selain itu, hama yang kerap menyerang mentimun adalah ulat tanah. Hama ini biasanya menyerang batang yang menjadi pangkal keluarnya daun atau buah.
AAORCHID — Salah satu hama pada tanaman anggrek yang terkadang tidak disadari kehadirannya adalah tungau anggrek atau spider mites. Tidak disadari karena dari segi ukuran tungau atau spider mites ini sangat kecil. Tungau atau kutu pada tanaman anggrek ini hanya berukuran sekitar mm sehingga sulit dikenali orang awam. Selain itu spider mite atau tungau anggrek ini banyak hidup di bagian bawah daun anggrek yang tidak terlihat. Spider mite banyak menyerang anggrek jenis Dendrobium dan Phalaenopsis. Serangan Spider Mite baru disadari setelah daun mengalami kerusakan cukup parah. Gejala Serangan Tungau Pada Anggrek Anggrek Terkena Spider Mite Untuk mengenali kesehatan anggrek anda dari serangan tungau bisa dilihat permukaan daun bagian bawah. Spider mite ini akan meninggalkan bekas gigitan berwarna perak pada bagian permukaan daun tersebut. Jika spider mite masih ada di permukaan daun anggrek akan terlihat hewan berwarna merah dengan ukuran sangat kecil. Gejala daun yang terserang tungau bagian bawah daun nampak berwarna perak kadang ada bintik kuning kemudian menjadi coklat. Selanjutnya bagian pinggir daun mengering dan akhirnya gugur. Pada anggrek Phalaenopsis, permukaan daun bagian bawah tampak berlekuk-lekuk dan berwarna keperakan. Spider mite atau kutu anggrek ini mampu berkembang dengan cepat jika tidak segera diatasi. Kutu ini akan hidup dengan baik jika kondisi panas ,kelembaban rendah dan berdebu. Karena itu serangan tungau banyak dijumpai pada musim kemarau. Siklus hidup dari spider mite ini cukup cepat, spider mite betina bertelur dan kemudian menjadi nimfa berkembang menjadi spider mite dewasa dalam waktu kurang lebih seminggu dengan kondisi lingkungan yang hangat dan panas. Selanjutnya setelah koloni dari spider mite membesar, mulai muncul sayap dan berpindah ke daun lain membentuk koloni baru. Cara Mengendalikan Tungau Pada Tanaman Anggrek Untuk mengendalikan serangan tungau pada anggrek ada beberapa langkah. Cara sederhana ataupun dengan memberikan Akarisida. Berikut ini langkah-langkah mengendalikan tungau pada tanaman anggrek 1. Menyemprotkan Air dengan tekanan Tinggi Pada dasarnya tungau tidak dapat berpindah sendiri antara tanaman yang satu dengan yang lain, tetapi bisa terbawa angin sehingga menular ke tanaman lain. Menyemprotkan air dengan tekanan tinggi bisa menghilangkan tungau dari tanaman anggrek. Penyemprotan dengan tekanan tinggi dilakukan pada bagian bawah daun. Diupayakan bagian bawah daun mudah terkena semprotan sehingga tungau bisa hilang saat disemprot. Cara menyemprotkan air ini merupakan cara paling aman dan murah. Efek lebih lanjut Anggrek Terkena Spider Mite, Bercak Coklat, Menguning dan Rontok Dengan rutin menyemprot air pada tanaman anggrek kelembaban juga meningkat sehingga menjadi lingkungan yang tidak nyaman untuk tungau. Namun kelembaban yang terlalu tinggi juga bisa memicu muncul penyakit baru yang berasal dari jamur dan bakteri. Hal ini yang perlu diwaspadai. Lakukan secara rutin penyemprotan ini dengan mempertimbangkan kelembaban hingga tidak ada telur spider mite yang tersisa. Lakukan pula pemantauan secara rutin. 2. Pengendalian Tungau dengan Obat Akarisida Tungau pada tanaman anggrek dapat dikendalikan dengan menyemprotkan pestisida kimia sintetis, yang disebut dengan akarisida. Jenis pestisida yang hanya berfungsi sebagai akarisida jumlahnya terbatas. Pestisida umumnya berfungsi tidak spesifik, yaitu sebagai akarisida dan insektisida. Kedua jenis formulasi pestisida tersebut ada kelebihan dan kekurangannya. Cara mengendalikan tungau yang telah menyerang tanaman anggrek adalah dengan memberikan akarisida yang sifatnya sistematik. Contoh akarisia yang sifatnya sistematik seperti Omite, Curacron, dan Kelthane. Bisa digunakan tujuh hari sekali atau dengan melihat dosis pada kemasan. Contoh lain obat kimia untuk memberantas tungau anggrek adalah Samite 135. Pemberian akarisida yang berlebihan bisa membunuh serangga lain yang merupakan predator tungau anggrek. Pemberian yg terlalu sering dapat menyebabkan imun, sehingga harus ganti merk lain dgn formulasi berbeda. Pemakaian akarisida dosis 2ml per liter diaplikasikan setiap 5 hari selama 3 sampai dengan 6 kali. 3. Daun Dilap dengan Sabun/ Alkohol Jika serangan kutu anggrek belum banyak bisa dilakukan dengan lap menggunakan air dicampur sedikit sabun cair dan sedikit minyak. Ada penghobi anggrek yang melakukan lap dengan alkohol. Yang dilap adalah bagian bawah permukaan daun. Jika tanaman anggrek yang terserang spider mite ini tidak banyak bisa dilakukan pengelapan dengan kain basah bagian yang terkena serangan setiap pagi paling tidak selama seminggu . Bisa juga air dicampur sabun cuci piring dan minyak goreng. 4. Jauhkan Tanaman Yang Terserang Kutu Jika ada tanaman anggrek yang terpantau terserang kutu, sebaiknya dijauhkan dari anggrek yang lain agar tidak terjadi perpindahan spider mite antar tanaman. Jika kerusakan daun sudah parah, buang daun tersebut dan lebih baik lagi jika dibakar. 5. Dengan Menggunakan Predator Spider Mite Spider Mite memiliki beberapa predator alami yang mampu mengurangi populasi tungau menjadi minimum, bahkan bisa menghilangkannya secara menyeluruh. Selain itu, Anda tidak perlu khawatir dengan serangan tungau pada tanaman. Ada beberapa predator spider mite ini bisa didapatkan di toko pertanian atau peralatan berkebun. 6. Membuat Cairan Semprot Sabun + Minyak Goreng + Bawang Putih Cairan semprot dari sabun yang lembut yang dicampur dengan minyak goreng dan larutan blender bawang putih diyakini bisa mengusir serangan spider mite ini. Cairan sabun merupakan bahan yang umum dipakai membunuh tungau, untuk anggrek perlu dites sabun yang tidak membakar daun misalnya sabun bayi, atau sabun cuci piring dengan dosis rendah. Minyak goreng dipercaya membuat kutu mati lemas dan memudahkan cairan menempel. Bawang putih merupakan bahan yang memiliki khasiat mencegah jamur dan infeksi lanjutan akibat luka gigitan spider mite pada daun. 7. Langkah Pencegahan Tungau Anggrek Mencegah lebih baik dari mengobati barangkali ini memang ungkapan yang tepat untuk mengatasi tungau anggrek . Pertama kali pastikan tanaman yang baru masuk bebas dari kutu spider mite ini. Lingkungan yang bersih juga akan mengurangi serangan penyakit tungau anggrek, bersihkan daun-daun tua dan buang di tempat yang jauh. Kecukupan kelembaban,cahaya, suhu lingkungan juga patut diperhatikan. Selain itu kita harus rajin melakukan inspeksi terhadap tanaman anggrek, jika ada tanda-tanda serangan diambil tindakan secepat mungkin sebelum efeknya lebih parah. Post Views 19,114
Memilikibatang sukulen, yaitu batang yang mengandung dan dapat menyimpan banyak air. JENIS TANAMAN Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: 3.8.1. Hama a. Ulat daun (Erienota thrax.) Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
HomePengendalianWaspada! Ini Jenis-jenis Hama yang Kerap Menyerang Bunga AnggrekTanaman anggrek mempunyai keindahan yang luar biasa, terutama pada bunganya. Tapi sayangnya ada banyak hama yang dapat mengganggu tanaman anggrek tersebut hingga menimbulkan kerusakan secara permanen. Anda harus berhati-hati supaya tanaman anggrek Anda tetap aman. Perawatan yang baik akan memastikan tanaman tersebut bebas dari serangan bawah ini merupakan jenis-jenis hama yang sering kali menyerang tanaman anggrek, di antaranya Tungau/Kutu PerisaiYang pertama ialah Anda harus mewaspadai serangan hama tungau atau kutu perisai. Hama ini biasa menempel di pelepah daun tanaman anggrek, tubuhnya berkelir kemerah-merahan, dan jumlahnya banyak. Wujud bekas serangannya berupa bercak-bercak hitam sampai merusak daun. Pengendalian hama tungau/kutu perisai ini dapat dilaksanakan dengan menggosok bagian tanaman yang terserang memakai kapas dan air sabun. Tapi jika serangannya sudah cukup parah, Anda bisa menyemprotkan insektisida dengan dosis 2 cc/ juga mesti hati-hati terhadap semut karena senang membuat sarang di media tanam anggrek hingga merusak perakaran tanaman. Semut-semut ini akan merusak akar dan tunas muda tanaman anggrek yang sejatinya dipicu oleh serangan cendawan. Metode pengendalian hama semut ini dapat dikerjakan dengan merendam pot di dalam air untuk menghindari jangkauan semut. Selain itu, Anda pun harus menciptakan lingkungan yang bersih di area rak tanaman. Disarankan untuk menggantung pot tanaman anggrek ini supaya terhindar dari hama lain yang sering kali ditemukan menyerang tanaman anggrek yaitu belalang. Gejala awal dari serangan belalang ini ialah rusaknya area tepi daun anggrek dengan bentuk luka yang bergerigi tidak beraturan. Namun perlu diketahui bahwa ada bermacam-macam spesies belalang di dunia ini. Bahkan terdapat pula belalang yang ukurannya kecil sekali sehingga perlu pengamatan yang cermat. Teknik pengendalian belalang dapat dilaksanakan dengan menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistematik. Anda juga bisa memburu belalang tersebut secara bahwa thrips juga kerap kali menyerang tanaman bunga anggrek. Thrips biasanya senang menempel pada bagian buku-buku batang tanaman atau daun yang masih muda. Serangan hama ini akan menimbulkan bercak berkelir abu-abu di permukaan daun. Thrips ini juga hobi merusak bunga anggrek sehingga menyebabkan bentuknya tak menarik lagi. Anda bisa mengendalikan thirps dengan menyemprotkan insektisida yang tepat secara periodik/teratur pada pot anggrek BabiHama selanjutnya yang wajib Anda waspadai adalah kutu babi. Hama kutu babi ini juga cukup sering ditemukan sedang melakukan serangannya pada tanaman bunga anggrek. Gejala awal yang muncul akibat serangan kutu babi ini sama halnya seperti kerusakan tumbuhan akibat semut, namun tidak menyerang bagian tunas daun. Untuk metode pengendaliannya, Anda bisa mencoba merendam pot anggrek di dalam air untuk menghalau hama kutu juga dikenal sangat menyukai bunga anggrek, terutama menyerang area lembaran-lembaran daun anggrek tersebut. Anda harus mewaspadainya karena populasi keong ini mampu berkembang biak dengan cepat sekali. Teknik pengendalian hama keong pada tanaman anggrek bisa dilaksanakan dengan mengambil dan membunuhnya apabila jumlah masih sedikit. Namun apabila populasi keong ini sudah cukup banyak, Anda bisa mengendalikannya memakai insektisida yang sesuai atau dijebak menggunakan bubuk SpinderRed spinder dikenal sebagai salah satu hama anggrek yang berbahaya. Serangan hama ini diketahui dari timbulnya bercak putih di bagian bawah daun, sedangkan permukaan atas daun menjadi kuning dan lama-kelamaan akan mati sendiri. Anda harus segera mengendalikan red spinder ini. Metodenya yaitu mengambil red spinder tersebut memakai selotip atau menggosok daun yang terserang dengan alkohol kalau jumlahnya masih sedikit. Tetapi bila populasi red spinder ini sudah banyak, Anda dapat memanfaatkan insektisida yang mengandung bahan aktif Diazinon atau kumbang pada tanaman anggrek ditunjukkan oleh munculnya lubang-lubang pada bagian batang. Khususnya untuk jenis kumbang penggerek batang, di mana gejala serangannya berupa ada lubang di tengah batang anggrek tetapi tidak terlihat dari luar. Kemudian larvanya yang menetas dari telur yang telah berada di tanaman anggrek akan merusak daun. Cara mengendalikan hama ini dapat dikerjakan dengan menyemprotkan insektisida sistemik secara rutin pada tanaman terserang. Anda juga dapat membersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan memindahkannya ke pot baru serta memakai media tanam yang baru DaunJenis hama selanjutnya yang wajib diwaspadai ialah ulat daun. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ulat daun merupakan hama tanaman yang paling penting. Serangan hama ini sendiri menimpa mulai dari daun, kuncup bunga, tunas daun, sampai bunga anggrek yang sudah mekar. Pengendalian ulat daun yang masih sedikit tidak lebih dari 5 ekor bisa dilakukan dengan menyingkirkannya. Tapi kalau jumlahnya sudah cukup banyak, ulat daun tersebut dapat dikendalikan dengan memakai insektisida sistemik. Sebaiknya tanaman yang sudah diserang hama dipisahkan dari tanaman kepik juga sering kali menyerang tanaman anggrek loh. Kepik senang mengisap cairan yang ada di bagian daun tanaman anggrek sehingga menyebabkan timbulnya bintik-bintik yang berwarna putih atau kuning. Akibatnya adalah tanaman yang terserang tersebut lama-kelamaan akan menjadi gundul atau daunnya tidak hijau lagi. Cara pengendalian hama kepik ini dapat dilaksanakan dengan menyemprotkan insektisida yang sama seperti untuk pembasmian hama-hama serangga TudungAnda juga harus berhati-hati terhadap kutu tudung ya. Karena diketahui bahwa serangga yang satu ini juga menjadi salah satu hama yang berbahaya bagi tanaman anggrek. Apabila tidak berhati-hati, tanaman anggrek Anda bisa diserang oleh kutu tudung. Gejala awal serangan hama ini di antaranya warna daun menjadi kuning, kondisi tanaman tidak sehat, kemudian tanaman anggrek tadi menjadi berwarna cokelat, dan akhirnya mati. Metode pengendalian kutu tudung ini sama seperti metode pengendalian ulat, kumbang, atau thrips.
Ditemukannyaprosedur perbanyakan secara in vitro pada tanaman anggrek Cymbidium 1960 oleh Morel, serta diformulasikannya komposisi medium dengan konsentrasi garam mineral yang tinggi oleh Murashige dan Skoog pada tahun 1962, semakin merangsang perkembangan aplikasi teknik kultur jaringan pada berbagai spesies tanaman. sel, yaitu bahwa
JAKARTA, - Bunga anggrek memang salah satu tanaman yang memiliki kecantikan, dan keindahan. Namun di balik itu, ada berbagai risiko yang menghantui kelangsungan hidup tanaman anggrek, mulai dari lingkungan hingga gangguan dari Gardening Know How, Rabu 16/12/2020, jika permasalahan tersebut tidak diketahui dari awal, akan mengakibatkan anggrek tidak tumbuh dengan baik, bahkan bisa mati. Baca juga Obat Sakit Kepala Bisa Bikin Anggrek Subur dan Rajin Berbunga Kebanyakan anggrek adalah epifit, tumbuhan yang tumbuh di cabang-cabang pohon di tanah yang sangat sedikit menggunakan akarnya untuk menempel pada pohon dan bernapas. Bahkan, banyak anggrek yang memiliki organ fotosintetik yang terletak di akar penyangga mereka. Oleh sebab itu, anggrek sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Jika anggrek dalam keadaan kuncup atau mengering dan mati tanpa ada tanda-tana hama atau penyakit, kemungkinan anggrek membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi atau pencahayaan yang lebih terang. Penyiraman yang salah juga dapat menyebabkan masalah ini yang ditandai dengan dedaunan yang berkerut. Baca juga Agar Anggrek Tumbuh dan Berbunga, Suburkan Akar dengan Ampas Teh Kondisi cahaya Kondisi cahaya yang buruk dapat membuat anggrek berubah warna, salah satunya ketika terlalu banyak cahaya dapat menyebabkan jaringan menguning atau warna ungu tergantung pada jenisnya. Adapun jika kekurangan cahaya biasanya akan menyebabkan daunnya berubah warna menjadi gelap. Selain itu, jenis pot yang tepat juga faktor untuk anggrek dapat berkembang dengan baik. Akar anggrek harus bisa bernapas di dalam wadahnya, itulah sebabnya anggrek biasanya dikemas dengan menggunakan lumut. Namun, seiring bertambahnya usia medium atau lumut, lumut akan rusak, menekan kantong udara di antara area yang semakin kecil, mengurangi pertumbuhan anggrek dan membuat tanaman terlihat tidak sehat secara umum. Hama yang menyerang Selain masalah lingkungan, anggrek juga rentan dengan masalah hama. Hama yang menyerang biasanya tungau laba-laba, kutu putih, scale, dan thrips. Serangan kutu putih yang mengisap getah akan meninggalkan dedaunan yang tertutup bintik-binting menguning yang bertambah banyak. Untuk mengatasinya, Anda bisa menyemprotkan sabun insektisida secara menyeluruh. Lanjutkan dengan pengecekan dan penyemprotan anggrek setiap minggu sampai masalah hama hilang. Selain itu, penyakit jamur dan bakteri pada anggrek sering terjadi karena tingkat kelembaban yang tinggi. Jamur dapat menyebabkan masalah seperti busuk akar, bercak daun, hawar daun, dan bercak pada bunga. Baca juga Kenapa Daun Anggrek Menguning? Ini 4 Penyebabnya Akar yang berwarna hitam atau coklat dan lembek merupakan tanda anggrek mengalami busuk akar. Untuk mengatasinya, buang akar yang rusak dan kurangi penyiraman. Sebab anggrek tidak boleh berada di genangan air. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
N8aaxcs. 1th823ustl.pages.dev/1541th823ustl.pages.dev/5121th823ustl.pages.dev/981th823ustl.pages.dev/5461th823ustl.pages.dev/771th823ustl.pages.dev/2791th823ustl.pages.dev/1631th823ustl.pages.dev/541
hama tanaman anggrek yang menyerang lembaran daun anggrek yaitu